Tuesday, February 23, 2010

Cara Setan Menghilangkan Iman

Dalam sebuah hadits diceritakan: "Sesungguhnya Setan yang dilaknati ALLAH mendatangi dan duduk diatas kepala seorang hamba (yang sedang menghadapi sakaratul maut) dan berkata kepadanya, "Tinggalkanlah agama ini dan katakanlah Tuhan ada dua agar engkau selamat dari kepayahan." Ketika itu ada kekhawatiran dan ketakutan yang sangat besar, oleh karena itu tetaplah dirimu agar selalu menangis dan tadharru' (meredahkan diri) kepada ALLAH dan bangun pada tengah malam dengan memperbanyak ruku' dan sujud agar selamat dari siksa ALLAH SWT."
Imam Abu Hanifah pernah ditanya : "Apakah dosa yang paling besar dapat menghilangkan iman?"
Dia menjawab : "Meninggalkan syukur atas iman, meninggalkan takut mati dan berbuat zhalim terhadap sesama. Maka orang yang dalam hatinya ada tiga sifat tersebut, biasanya ia keluar dari dunia sebagai orang kafir, kecuali orang yang mendapatkan keberuntungan"


Hal yang paling berat dirasakan mayit adalah rasa haus dan terbakarnya hati, pada saat itu setan mempunyai kesempatan untuk menghilangkan keimanan orang mukmin, karena hausnya pada saat itu setan datang padanya dengan membawa tempat air dari es dan menggerak-gerakkannya. Maka berkatalah orang mukmin: "Berilah aku air" dia tidak tau bahwa itu setan.
Maka setan berkata :  "Katakanlah tidak ada yang menciptakan alam, maka engkau akan kuberi air."
Jika orang itu beruntung maka dia tidak menjawab. Kemudian setan datang pada telapak kakinya dan menggerak-gerakkan tempat air, sambil berkata : "Katakanlah RasulullaaHh pembohong, maka engkau akan aku beri air"
Jika orang itu celaka dia menurutinya karena tidak sabar dalam kehausan, dan dia akan keluar dari dunia sebagai orang kafir (semoga ALLAH melindungi kita dari hal tersebut). Dan jika orang itu beruntung maka dia menolak permintaan setan dan dia memikirkan akibatnya. Sebagai mana diceritakan kisah Abu Zakaria Az-Zahid ketika menghadap kematian, sahabatnya datang pada waktu dia sedang menghadapi sakaratul maut dan mengajarinya kalimat thayyibah "Laa ilaaha illallooHh Muhammadur rasuulullooHh" tapi dia memalingkan wajahnya dan tidak mau mengucapkannya, maka diulangi untuk yang kedua kalinya, tapi dia tetap memalingkan mukanya dan tidak mengucapkannya, diulangi ketiga kalinya dan Abu Zakaria berkata : "Aku tidak akan mengucapkannya."
Maka diapun pingsan didepan teman-temannya, setelah Abu Zakaria sadar dari pingsannya yang sesaat dan merasa ringan, dia membuka matanya seraya berkata kepada mereka : "Apakah engkau mengatakan sesuatu kepadaku?"
Mereka menjawab : "Ya, kami mengajarkanmu syahadat tiga kali, dan engkau berpaling dua kali dan engkau berkata pada saat yang ketiga : "Aku tidak akan mengucapkan."
Abu Zakaria berkata : "Aku didatangi iblis yang membawa tempat air dan duduk dikananku sambil menggerak-gerakkan tempat air, dan dia berkata kepadaku : "Apakah engkau membutuhkan air?" Aku berkata : "Ya"
Dia berkata (lagi ): "(Katakanlah) Isa anak ALLAH" maka aku berpaling darinya.
Kemudian setan mendatangi pada kakiku dan berkata padaku seperti tadi dan untuk ketiga kalinya dia berkata : "Katakanlah tidak ada Tuhan"
Akupun berkata : "Aku tidak akan mengucapkannya" maka iblis membanting tempat air tersebut dan berlari menjauh. Aku menolak ajakan iblis bukan menolakmu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ALLAH dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Diriwayatkan dari Manshur bin Amar, ia berkata : "Ketika telah dekat kematian seseorang maka keadaanya dibagi menjadi lima, yaitu:
  1. Harta untuk ahli warisnya.
  2. Ruh (nyawa) untuk malaikat maut.
  3. Daging untuk cacing tanah.
  4. Tulang untuk tanah.
  5. Kebaikannya untuk para musuh dan setan yang akan menghilangkan keimanannya.
Lalu Manshur bin Amar berkata : "Jika ahli waris pergi membawa harta, malaikat maut pergi membawa ruh, cacing tanah pergi membawa daging, dan musuh membawa kebaikan itu boleh saja (tidak apa-apa). Tapi jangan sampai setan membawa iman (memisahkan dari agama islam), karena pisahnya ruh dari jasadnya itu bukanlah pisah dengan Tuhan dan tidak ada yang tau setelah itu, maka rugilah orang yang kehilangan keimanannya."

¤¤¤¤¤¤

Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar

Karya: Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy

Alih Bahasa: Turoichan Al-Qudsiy